Kiat Menulis Cerita Fiksi

Oleh Yandri Novita Sari


Assalaamu’alaikum sobat blogger..

Masih setia dong yaa, smoga selalu diberkahi nikmat sehat dan semoga selalu bahagia untuk pembaca setia.

 

Kali ini saya akan review materi dari narasumber penggiat cerita fiksi yaitu Pak Sudomo, S.Pt, intip yuk blog narsum pemuja bianglala di http://bianglalakata.wordpress.com, di pandu oleh moderator Pak Sigid Purwo Nugroho salah satu penulis media surat kabar online nasional.

 

Nah apa itu fiksi, terkadang kita hanya pernah mendengar saja, tanpa tahu apa makna sebenarnya dibalik kata fiksi, mengapa harus belajar menulis fiksi, apa saja syarat yang harus dilalui, bagaimana bentuk ceritanya, unsur pembangunnya bagaimana, serta bagaimana proses kreatif menulis cerita fiksi?


Tahukah Kamu Apa itu Fiksi?

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) fiksi merupakan cerita rekaan dalam karya sastra. Cerita fiksi adalah pernyataan yang hanya berdasarkan khayalan atau rekaan, tidak berdasarkan kenyataan. Dalam hal ini proses imajinansi non ilmiah sangat diperlukan dalam membuat karya fiksi.

Menurut Alternbernd dan Lewis dalam Nurgiyanto (2005:2) Meskipun fiksi sebuah prosa naratif yang bersifat imajinatif, namun masuk akal dan mengandung kebenaran yang mendramatisasikan hubungan-hubungan antar manusia.

Jadi sobat blogger berdasarkan pengertian di atas, fiksi mengandung makna cerita rekaan dalam artian bukan kejadian asli atau sebenarnya. Mempunyai banyak manfaat sebagai media berfikir kreatif, praktis, normatif, dan estetis, serta untuk mengenali, menganalisis, menghayati, merumuskan nilai-nilai kemanusiaan.

Ini terlihat dari film fiksi yang pernah saya tonton dan salah satu film fiksi favorit berjudul The Chronicles of Narnia: The Lion, the Witch and the Wardrobe. Film ini bercerita pertualangan di Negeri Narnia saat Lucy masuk kedalam lemari untuk bersembunyi. Melalui lemari tersebut mengantarkan Lucy ke negeri Narnia bertemu dengan Mr. Tumnus hingga membawa tiga saudaranya bertemu dengan Aslan seekor singa yang menghilang dan merupakan Raja Narnia sebenarnya dan berperang mengalahkan Penyihir Putih.

“Jika nyawa yang tak bersalah menggantikan seseorang penghianat, maka nyawa tersebut tetap hidup.” Ini salah satu Deep Magic di film Narnia. Hal ini dilakukan Aslan saat menggantikan Edmund saudara kandung dari Lucy, Susan dan Petter yang berkhianat dengan Penyihir Putih. Tentu meskipun film ini hanya ada di dunia khayal tetapi tetap mengandung nilai-nilai kemanusian. Meskipunn ini hanya film, tapi cerita ini diangkat dari sebuah novel fiksi fantasi untuk anak-anak.

Lalu Perlukah Belajar Menulis Fiksi?

Alasan mengapa harus belajar menulis fiski yakni, sebagai seorang pendidik maka sangat di butuhkan keahlian dalam menulis fiksi, kenapa? Hal ini dilandasi oleh beberapa alasan mengapa seorang guru perlu belajar menulis fiski. Pertama, salah satu aspek yang dinilai dalam Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah Literasi Teks Fiksi. Dengan belajar menulis fiksi, maka seorang guru akan lebih mudah membuat soal latihan AKM bagi murid-muridnya. Tentu ini menjadi nilai tambah bagi guru sebagai penunjang profesionalnya. Kedua, sebagai cara menemukan passion dalam bidang kepenulisan. Ketiga, menulis fiksi merupakan cara asyik untuk menyembunyikan dan menyembuhkan luka. Dengan menulis fiksi, seorang guru bisa menyuarakan isi hatinya melalui tokoh-tokoh yang diciptakannya. Keempat, sebagai jalan mengeksplorasi kemampuan menulis. Banyak cara dalam mengekspolarasi kemampuan menulis, salah satunya yakni dengan menulis fiksi.

Apa Saja Syarat Bisa Menulis Fiksi?

Ada beberapa alur yang harus dilalui dalam menulis cerita fiksi, diantaranya mulailah dari diri sendiri, eksplorasi konsep, adanya ruang kolaborasi, demonstrasi kontekstual, elaborasi pemahaman, koneksi antar materi dan aksi nyata.

Ada beberapa bentuk cerita fiksi, diantaranya berupa fiksi mini, flash fiction, pentigraf, cerpen, novelet, novela, dan novel. Dalam menulis fiksi, ada lima syarat yang harus terpenuhi dalam menulis cerita fiksi, yakni:

1.       Komitmen dan niat kuat.

Pada resume pertemuan kedelapan bersama Bapak Dedi Dwitagama aku pernah mengibaratkan bahwa dunia literasi itu seperti rumah, cek kelanjutannya di my blog, silahkan klik untuk membaca.  

Begitupun dengan menulis fiksi komitmen dan niat harus di pupuk akan tumbuh kuat dan hidup meskipun banyaknya godaan dan rintangan dalam proses pertumbuhannya. 

2.   Kemauan dan kemampuan melakukan riset.

Dalam menulis riset penting dilakukan, karena akan menghindarkan dari fakta-fakta yang salah, kurang tepat, atau kurang update, ini bertujuan supaya kita bisa menyajikan tulisan yang terasa lebih nyata, membuat pembaca mengerti dan terkesan natural. Dengan begitu tulisan akan menjadi lebih matang dan sejalan dengan kebutuhan cerita.

3.   Banyak membaca cerita fiksi karya penulis lain.

Hal ini akan memperkaya kosa kata dan juga menemukan gaya menulis. Penulis yang handal adalah pembaca yang handal pula. Dengan membaca tabungan kosa kata akan banyak dikepala, dan juga bisa dijadikan referensi dalam menulis.

4.     Mempelajari KBBI dan PUEBI

Bertujuan agar cerita yang ditulis sesuai kaidah kebahasaan. Sehingga karya fiksi yang sudah ditulis terhindar dari penilaian buruk dari penggunaan bahasa yang bersifat rancu di sana sini.

5.    Memahami dasar-dasar menulis cerita fiksi.

Dasar yang kuat akan memudahkan dalam membiasakan menulis cerita fiksi.

6.     Menjaga konsistensi menulis

Seorang penulis akan menemukan gaya penulisan sendiri apabila dia mempunyai konsistensi yang baik.

Apa Saja Unsur-unsur Pembangun Cerita Fiksi?

Siapa yang tidak takjub melihat penulis fiksi melebarkan sayap menuju dunia perfilman. Dunia khayal yang mereka ciptakan bisa menjadi viral keseluruh penjuru negeri. Coba bayangkan dari mana mereka bisa mendapatkan ide-ide sebesar dan sehebat itu. Luar biasa, bukan?

Tentu sebelum menulis cerita fiksi, kita harus paham dulu apa saja unsur-unsur pembangun cerita fiksi. Unsur ini sangat krusial dan tidak boleh dilewatkan dalam menulis cerita fiksi.

Pertama, menentukan tema. Tema merupakan ide dasar atau gagasan utama yang ingin disampaikan pengarang dalam cerita fiksi. Dengan kata lain tema dikatakan sebagai ruh atau nyawa dari sebuah cerita, hal ini dilandasi karena tema akan menentukan latar belakang dari cerita fiksi yang akan ditulis. 

Oleh karena sebelum menulis cerita fiksi, sangat penting terlebih dahulu memikirkan tema. Dalam menentukan tema pilihlah tema yang disukai dan dikuasai, kenapa? Karena kalau tema tersebut kita sukai dan kuasai. Maka kedepannya kita akan mudah mengeksekusi menjadi cerita yang enak untuk dibaca.

Kedua, premis yang merupakan ringkasan cerita dalam satu kalimat. Unsur-unsurnya terdiri dari karakter, tujuan tokoh, halangan/rintangan, dan resolusi. Contoh seorang anak laki-laki yang ingin membalaskan dendam kematian orang tuanya dengan melawan penyihir terkuat.

Ketiga, alur/plot yang merupakan struktur rangkaian kejadian dalam cerita. Terdiri dari pengenalan cerita, awal konflik, menuju konflik, konflik/klimaks, dan ending.

Keempat, penokohan merupakan watak atau karekter tokoh yang terdapat dalam sebuah cerita. Penjelasan selangkah demi selangkah detail karakter dalam cerita. Bisa digambarkan secara langsung, fisik dan perilaku tokoh, lingkungan, tata bahasa tokoh, dan penggambaran oleh tokoh lain.

Kelima, latar/setting merupakan penggambaran waktu, tempat, dan suasana. Latar tempat menjelaskan dimana kejadian atau peristiwa dalam cerita fiksi terjadi. Latar waktu menjelaskan kapan kejadian atau peristiwa terajdi, sedangkan latar suasana menjelaskan gambaran suasana dalam cerita.  Unsur ini sangat penting dalam membangun suasana dalam cerita.

Keenam, sudut pandang merupakan cara penulis menempatkan diri dalam cerita. Penggunaan sudut pandang dalam menulis cerita fiksi harus konsisten. Sudut pandang yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca. 

Dalam hal ini pengarang cerita fiksi bisa menjadi orang pertama, kedua, atau orang ketiga, bahkan ada juga sudut pandang dari penulis berasal dari sudut pandang orang yang berada diluar cerita.

Bagaimana Proses Kreatif Menulis Cerita Fiksi?

Dalam menulis fiksi dituntut penulisan melahirkan ide-ide yang kreatif dan imajinatif. Tentu tidak terlepas dari beberapa poin dibawah ini:

1.     Niat

Permasalahan yang dihadapi oleh penulis adalah mengalami kebuntuan ide menyelesaikan tulisan fiksi. Kembalikan lagi kepada niat, jika niat sudah kuat maka akan selalu ada jalan apabila mengalami kebuntuan alias writer’s block.

2.    Baca

     Perbanyak membaca cerita fiksi karya orang lain untuk menambah referensi berupa ide/gagasan, tema, teknik menulis, pemilihan kata, dan gaya penulisan.

3.     Terkait ide dan genre.

Catat segera ide cerita yang terlintas di kepala agar ide tidak hilang begitu saja. Pilih genre yang disukai dan kuasai. Genre dalam fiksi ada romance, komedi, science fiction, fantasi, horor, misteri, dan petualangan.

4.     Outline atau kerangka karangan.

Dalam membuat outline atau kerangka karangan, maka kerangka karangan disusun berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi, menentukan tema agar pembaca mengerti lingkup cerita fiksi kita, membuat premis sesuai tema, menentukan uraian alur/plot berdasarkan unsur-unsurnya, menentukan penokohan kuat berdasarkan jenis dan teknik penggambaran watak tokoh dengan baik, menentukan latar/setting dengan menunjukkan sisi eksotis dan detail, memilih sudut pandang penceritaan yang unik.

5.     Mulailah menulis.

Seorang yang berjibaku dalam menulis cerita fiksi dibutuhkan kemampuan imajinasi yang kreatif dan menarik dalam membuka cerita dengan baik bisa berupa dialog, kutipan, kata unik, dan konflik. Selain itu, mengolah dan merangkai emosi supaya pembaca dapat terlibat langsung dalam cerita. Dalam menulis cerita fiksi harus mampu membuat ending yang baik yang anti mainstream

6.     Lakukan swasunting.

Tahap swasunting ini dilakukan setelah semua tulisan rampung, karna tidak disarankan menulis sambil mengedit. Jadi swasunting ini lebih memfokuskan penyuntingan pada kesalahan pengetikan, pemakaian kata baku, serta yang berkaitan dengan aturan penulisan.

7.     Publikasi

Dalam publikasi cerita fiksi penulis bisa mempublikasikan secara online melalui platform online dan juga menjadikan sebuah buku untuk di cetak oleh penerbit.

Nah bagaimana sobat blogger, gampang bukan? Sudah siapkan berselancar dengan dunia imajinasi melahirkan karya-karya fiksi. Bukankah Djenar Maesa Ayu mengatakan bahwa hidup memang fiksi. Seringkali hanya imajinasi.

 

“Fiksi bisa menjadi sesuatu yang dipercaya. Semua tergantung bagaimana kau memandang”.

(Putu Felisia)

 

Komentar

  1. Tulisaan berat pertama yang saya baca dari Ade iyang.
    Lanjutkan bungkus buku solo

    BalasHapus
  2. Pencerahan yg luar biasa. Lebih lengkap dari Narsum 😀. Mantap

    BalasHapus
  3. Ketika seorang penulis hanya menunggu, maka sebenarnya ia belum menjadi dirinya sendiri.mari kita menulis cerita fiksi

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Masya Allah, mantul De Yandri, selalu terdepan dan bagus resumenya

    BalasHapus
  6. Jian mantep bu ketua nie, hibit bingit👏👏👏

    BalasHapus
  7. Waaah mantan banget dek tulisannya

    BalasHapus
  8. Masya Allah...de yandri ...mantaap..selalu terdepan...

    BalasHapus
  9. Keren, lengkap materinya. Semangat untuk menulis buku solo.

    BalasHapus
  10. Terdepan mah ibu satu ni.
    Rancak bana

    BalasHapus
  11. Wowwww... Keren... Semangat terus ibu ketu

    BalasHapus
  12. Selalu luar biasa resumenya dan hebat semangatnya

    BalasHapus
  13. Lanjut buat novel Yandri, mantapp

    BalasHapus
  14. Lengkap Mbak.. Lanjut trus ya kita

    BalasHapus
  15. Terlengkap, terapi, terbaik ... Is the best mbak Yandri

    BalasHapus
  16. Paket komplit ya, Bu Ketua👍🏻😍

    BalasHapus
  17. Mantap resumenya bu Yandri, lengkap...

    BalasHapus
  18. ayo kita belajar menulis cerita fiksi

    BalasHapus
  19. Bunda Yandri emang top...👍

    BalasHapus
  20. Mbak Yandri ahlinya fiksi..
    Hehee..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Writing is My Passion

Rahasia Mudah Menulis Dan Menerbitkan Buku Untuk Berprestasi

Menulis Buku Dari Karya Ilmiah