Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan
Oleh Yandri Novita Sari
“Makin aku banyak membaca, makin aku banyak berfikir, makin aku
banyak belajar, makin aku sadar bahwa aku tak mengetahui apapun”
(Voltaire)
Dalam
menulis tentu kita ingin mencoba hal-hal baru agar semakin mengasah pengalaman
kita dalam menulis. Karena pada dasarnya manusia adalah makhluk yang tidak
pernah merasa puas. Selalu ingin mencoba hal-hal baru dan haus akan ilmu.
Bukankah mempelajari ilmu merupakan sebuah kewajiban. Salah satu cara untuk memperoleh ilmu adalah dengan membaca. Ini terlihat dari ayat pertama yang di turunkan pada Rasulullah adalah perintah membaca (iqra’).
Pernah
nggak sobat bloggger membaca buku atau tulisan melalui media online
menemukan beberapa tulisan yang typo alias salah tulis? Parahnya, pembaca tidak
paham makna tulisan dari typo tersebut, sehingga menimbulkan makna ambigu bagi pembaca.
Tentu
kita tidak ingin saat tulisan yang sudah tercetak ternyata banyak terdapat kata
yang typo serta penggunaan ejaan yang salah. Ini akan menjadikan tulisan kita
mendapat penilaian minus dari pembacanya, sehingga estetika tulisan
menjadi berkurang.
Nah, tentu sobat blogger tidak ingin ini terjadi, lantas apa yang harus
dilakukan agar ini tidak terlanjur sayang. Eitzz maksudnya
terlanjur terjadi, hihihi maklum lagi ingin di sayang-sayangnya sama someone.
Hiyakk siapakah dia? Eh fokus dulu yah.
Jadi
agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan saat cetakan udah sekian ribu exsemplar,
ternyata oh ternyata ada yang typo dan tidak sesuai dengan tulisan yang
diinginkan. Nah sobat blogger bisa melakukan proofreading sebelum
menerbitkan tulisan.
Nah, yuk simak review materi dari Bapak Susanto, S.Pd dan di pandu oleh
moderator cantik Ibu Nur Dwi Yanti yang
akan mengupas tentang proofreading sebelum menerbitkan tulisan.
Apa itu Proofreading?
Proofreading atau
kadang disebut dengan uji-baca adalah membaca ulang sebuah tulisan, tujuannya
adalah untuk memeriksa apakah terdapat kesalahan dalam teks tersebut.
Adapun
kesalahan yang dimaksud di sini termasuk kesalahan penggunaan tanda baca,
ejaan, konsistensi dalam penggunaan nama atau istilah, hingga pemenggalan kata.
Nah, bisa dipahami bahwa proofreading suatu aktivitas dalam memerikasa
kesalahan dalam teks dengan penuh kecermatan sebelum tulisan di publikasikan.
Apa Saja Tugas Seorang Proofreader?
Menjadi
proofreader tidak semudah yang dibayangkan, ada yang tertarik menekuni
dunia proofreading, berikut tugas seorang proofreader:
1. Proofreader tugasnya bukan hanya membetulkan ejaan atau tanda baca saja,
melainkan seorang proofreader harus bisa memastikan bahwa tulisan yang
di baca bisa diterima logika dan dipahami.
2. Proofreader mampu mengenali apakah sebuah kalimat efektif dan substansi
mudah dipahami oleh pembaca.
3. Output yang dihasilkannya proofreader adalah membuat teks mudah
dipahami pembaca dan tidak kehilangan substansi awalnya.
Sebagai
seorang penulis harus melakukan proofreading terlebih dahulu, terutama
jika penulis berniat ingin menerbitkan karya tulis kepada khalayak luas. Dalam melakukan proofreading pastikan
semua tulisan rampung terlebih dahulu.
Banyak
penulis terjebak untuk segera memperbaiki tulisan agar tulisan terlihat
sempurna, tentu ini cara yang tidak disarankan.
Proofreading sesuatu yang
sangat krusial bagi penulis. Sebagai seorang proofreader dalam hal ini
penulis harus bertindak sebagai calon pembaca. Supaya penilaian menjadi menjadi
objektif. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1 Merevisi draf
awal teks, dalam hal ini penulis seringkali membuat perubahan signifikan pada
konten dan memindahkan, menambahkan atau menghapus seluruh bagian.
2. Merevisi
penggunaan bahasa baik kata, frasa dan kalimat serta susunan paragraf untuk
meningkatkan aliran teks.
3. Memoles
kalimat untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan
konsistensi gaya. Memperbaiki kalimat kalimat yang ambigu.
4. Cek ejaan, maksudnya ejaan harus merujuk ke KBBI dan PUEBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI, konsisten, teliti, dan hindari kesalahan kecil berupa typo.
Bagaimana sudah paham dong yah? Diperlukan ketelitian sebelum tulisan di terbitkan. Point plus jika buku-buku yang kita terbitkan selain isi yang bagus dan menarik juga diperlukan bagaimana karya tulis tersebut terbebas dari hal-hal salah tulis, salah tanda baca, salah ejaan dan lain sebagainya
Jangan berhenti menulis sobat blogger dan jadilah penulis yang teliti dengan apa yang sudah di tulis. Jangan sampai melewatkan tahap proofreading yah.
Elbert Hubbard pernah mengatakan bahwa, “Saya tidak pernah membaca
buku, Saya mengobrol dengan si pengarangnya”. Kira-kira seperti itu saat
kita menjadi seorang proofreader.
Mantap tulisannya
BalasHapusWah-wah paham banget dong dg penjelasannya, super lengkap
BalasHapusMakin mengalir ajà nulisnya Bu Ketua.. TOP
BalasHapusMari kita lakukan proofreading mandiri
BalasHapusMantap tulisannya bu
BalasHapusSiap² di kemas...🥰🥰🥰
BalasHapusMenarik resumenya. Semangat ketua. Salam literasi 🙏
BalasHapusMantul mbak Yandri... 👍👍🌹🌹🌹
BalasHapusTul mantul perkutul bingit ... Gak ragu dg mbak Yandri yg berbakat banget menulis ... Sukses selalu ya mbak
BalasHapusBagus sekali dalam mengupas tuntas meteri, meski ingin disayank ma someone☺
BalasHapus