Menulis Membuat Ku Naik Kelas Dan Berprestasi
Oleh Yandri Novita Sari
Sekilas mengantarkan ku pada kenangan beberapa tahun yang lalu
Mah, indah memang waktu itu, dengan sepeda butut kau antarkan ku menuju pintu
kelas Sekolah Dasar kelas I, kau mengayuh dengan penuh harapan, mendudukkan ku
tepat didepan mu, tempat duduknya terlalu kecil untuk kita berdua yaa Mah, ku rasakan
detak jantung bu, tarikan nafasmu menghela perjalanan jauh dari gubuk lapuk
menuju sekolah. Yah.. Rumah kita berada jauh dari keramaian, Tepannya diantara
lahan kosong di tengah hutan, berlantai tanah, berdinding papan, beratap rumbia
dan selalu kebanjiran saat hujan lebat datang. Kali pertama ku menggunakan
seragam merah putih, keringat lelah mu mengucur disela-sela wajah mu, “Nak,
sekolahlah yang rajin, semoga nanti bisa naik kelas dan menjadi kebanggan Mama”,
Ucapnya membelai mesra pipi ku. Aaku berkaca-kaca mengenang masa itu Mah, tapi
sayang tak kurasakan lagi hangat peluk mu, Tuhan terlalu cepat membawa mu
pergi. Mengambil paksa dari ku, ayah, kakak dan adik-adik tepat tahun 2011 yang
lalu. Takdir selalu begitu Mah, merenggut terlalu cepat, belum sempurna ku berikan
cinta ku pada mu.. Teruslah menuju surga
Mah.
Aku rinduu….
Siapa yang tidak familiar dengan kalimat tersebut. Generasi 90-an kebawah masih sangat kental ingatannya tentang kalimat sederhana itu. Terdapat dalam buku Bahasa Indonesia yang dikarang oleh Ibu Siti Rahmani Rauf. Kalimat itu menjadi gerbang yang mengantarkankan kita untuk naik dari kelas di masanya. Naik kelas tentu selalu menjadi harapan semua murid di bangku sekolah, suatu kebanggaan bisa naik ke kelas selanjutnya. Sama saat kita menaiki anak tangga, step by step melangkahkan kaki menuju anak tangga paling atas. Begitupun kehidupan. Kelas adalah suatu perubahan. Mengubah pola pikir, mendidik tingkah laku. Tentu nya alam adalah guru terhebat, bak pepatah orang minang,
Panakiak pisau sirawik
(Penakik pisau siraut)
Ambiak galah batang lintabunang
(Ambil galah batang lintabung)
Silodang ambiak ka niru
(Selodang ambik untuk menjadi niru)
Nan Satitiak jadikan lauik
(Yang setitik jadikan laut)
Nan sakapa jadikan gunuang
(Yang sekepal jadikan gunung)
Alam takambang jadi guru (Alam terkembang menjadi guru)
Pepatah tersebut sangat kental di alam Ranah Minang Kabau. Alam
takambang jadi guru (alam terkembang menjadi guru) tersimpan makna alam
terbentang luas sebagai sumber belajar yang sesungguhnya. Tidak hanya bangku
sekolah saja seseorang bisa belajar, tapi juga dari alam yang kaya akan ilmu
pengetahuan.
Naik kelas tidak hanya lingkup dunia Sekolah Dasar hingga menuju Sekolah Menengah atas saja, tetapi naik kelas juga ada dalam dunia kepenulisan. Yah.. Dengan menulis menjadikan kita naik kelas, lalu apakah terdapat ujian untuk naik kelas ke tahap selanjutnya? Mari kita berfikir sejenak, perlukah kita ujian untuk ke tahap selanjutnya. True, jawaban yang luar biasa, tentu perlu sekali. Pertanyaan selanjutnya, bagaimana bentuk ujiannya? Ada yang bisa menjawab? Excellent, jawaban yang cerdas. Ujiannya adalah saat kita mampu berkomitmen, belajar dan terus belajar mengupgrade diri.
Bukan hal
yang mudah istiqomah dengan komitmen untuk selalu menulis. Apakah ada
godaannya? Tentu, godaan terbesarnya adalah rasa malas dan rasa puas. Sangat
beruntung mereka yang setia mengabadikan setiap momen di pikiran dan
menuangkannya dalam menulis.
Menulis itu
mudah. Tapi bagaimana agar tiap huruf berarti dan bisa membuat pembacamu
bergerak kearah yang lebih baik, tanpa kau gurui
(Helvy Tiana
Rosa)
Ini tergambar dari inspirator muda nan hebat, Ibu Aam Nurhasanah,
S.Pd, beliau adalah pemateri pertemuan ke-25, Rabu, 13 Juli 2022 yang
mengangkat tema Menulis Membuat Ku Naik Kelas Dan Berprestasi. Tema yang
super sekali, menikmati paparan materi yang dipandu oleh moderator Ibu
Mutmainnah. Naik kelas bisa diartikan bagaimana kita berproses dari nol sampai
bisa ke tempat yang lebih tinggi. Bangkit dari kegagalan dan gigih untuk terus
mencoba setiap fase kehidupan.
Tidak hanya kata-kata, ucapan beliau buktikan dengan memulai karir sebagai blogger penulis pemula, bukan main-main meskipun langkahnya pernah terpatahkan saat gugur di gelombang kedelapan karena tidak fokus dalam membuat resume. Tapi perempuan dengan Slogan Ingin Menulis Seribu Buku dan Berbagi Kebaikan Melalui Tulisan ini, mampu bangkit dan berkembang, “Saya kembali memupuk semangat baru dan kembali bergabung di gelombang 12, saya menemukan kekuatan baru untuk terus bangkit dan menulis resume hingga akhir, hingga saya lulus dan mengabadikan di buku solo perdana yang berjudul Mengukir Mimpi Menjadi Penulis Hebat”, Tegasnya.
Beliau
menambahkan semua orang yang tergabung di Belajar Menulis pasti akan menyusul
dan berkarya, “Awalnya saya bukan siapa-siapa, hanya peserta yang gagal,
tapi saya jadikan kegalalan sebagai cambuk untuk bangkit dan meraih kesuksesan”,
tambah pemilik blog https://aamnurhasanah12.blogspot.com ini.
Setelah merambah dunia moderator beliau kembali agar bisa naik kelas, mencoba berbagai ajang lomba blog PGRI, dan benar saja beliau berhasil merebut juara 1 pada bulan Maret 2021 dan mengabadikannya menjadi buku solo ketiga. Belum berhenti disitu, Bu Aam yang juga berprofesi sebagai Kepala Sekolah di SMPS Mathla ul Hidayah Cipanas (SMPS MAHIDA) Cipanas Lebak terbukti dengan prestasi-prestasi yang beliau torehkan kedalam 53 judul buku.
Belum puas
dengan itu perempuan dengan wajah baby face ini juga merambah dunia
editor. “Novel Seindah Takdir Cinta merupakan novel romantic karya murid
saya bernama Juminah. Beliau mengetik naskah hanya melalui whatsapp, tebalnya bukunya
300 halaman”, Terangnya dengan sumringah. Tidak pernah terbesit kata lelah,
selalu berusaha naik kelas dan mengukir prestasi di dunia literasi, “Saya
menghimpun naskah peserta kelas Om Jay dan menjadi pelopor curator naskah
alumni kelas menulis Om Jay”, tambahnya
Pasti penasaran dong, apa tips dan trik sukses kurator handal ini,
tentu beliau pernah terjatuh berkali-kali. Butuh asupan vitamin C alias asupan
Vitamin Cinta. Eitszzz bukan
cinta-cintaan anak remaja yah, tetapi cinta terhadap proses. Proses itu penuh
lika liku, maka dari itu bukan sembarangan orang yang mampu mencintai proses
panjang. Kalau sudah mencintai sesuatu semuanya akan terasa indah, bukankah
seperti itu? Xixixi… Tips dan Triknya adalah berani berproses dari nol. Berani
ambil tantangan, tantang curator, editor, sampai mengasah diri mengikuti lomba
blog
Grup Belajar Menulis selalu penuh dengan ilmu-ilmu baru,
tergantung kita bagaimana memulai dan mau mencoba. Muda hingga tua terhimpun
didalamnya. Saling memberi energi positif satu sama lain. Menutup malam dengan
ilmu yang berterbaran seperti bintang. Hanya beberapa sudut malam yang bisa
menikmati indahnya. Itulah kamu, para pejuang literasi. Menulislah dari hati. Life’s
is a journey, only I can change my life. Banyak cerita kehidupan yang bisa
kita ukir. Naik kelas dan berprestasi itu bukan milik sembarang orang. Hanya
orang-orang yang mampu melawan letihnya belajar, orang-orang yang mau mencoba
dan mau memulai dengan hati.
Orang boleh
pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam
masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian
(Pramoedya
Anata Toer)
Salam Literasi
Yandri Novita Sari
Mantap.. Luar biasa resumenya
BalasHapusMantap bun
BalasHapusMantap, pembukanya selalu beda dan asyik dibaca
BalasHapusMantap mba yandri selalu semangat
BalasHapusCiri2 menjadi penulis yang mengikuti jejak ibu Aam
BalasHapusterima kasih sudah membuat resumenya dengan apik
BalasHapussemangat onnie ku... mntp🤗🤗
BalasHapus