Gairah Menulis
Oleh : Yandri Novita Sari Purnama di renggut paksa oleh pagi. Terpecah dan tiap lengkungannya runtuh. Pagi menyulut dengan rona angkuh. Memuntahkan cahaya hingga purnama pucat pasih. Mendekap mendekap dan terus mendekap. Hingga purnama terhangati dalam pelukan pagi. Berbalut ketidak warasan. Di sanggul oleh kemunafikan. Purnama menjelma menjadi sepasang kekasih. Mesra meneguk tiap tegukan kopi yang tersaji di setiap pagi. Kini purnama terus menyatu. Menyisakan luka sayatan tanpa ada obat penawar. Mata yang terus menunggu di sudut malam. Melihat ke elokan cahayanya hanya bisa terisak tanpa air mata. Mengalir hanya ke dalam sukma. Aku bungkam rindu, menua lah dalam luka ku yang belum kunjung sembuh.. Sudut Sendu, (Yandri Novita Sari) Assalaamu’alaikum sagabat blogger. Semoga selalu sehat dan bahagia yah. Diatas sedikit cuplikan puisi saya yang masih tahap belajar. Hehehe Kali ini saya kan review materi kelima belajar m...