Seputar Menulis Buku Mayor
Oleh Yandri Novita Sari
“Peluang itu
seperti sunrise. Jika anda menunggu terlalu lama, anda akan melewatinya”
(William
Arthur Ward)
Sesuai dengan
tema pertemuan keenam, Senin, 30 Mei 2022, yang mengangkat tema Menulis Buku
Mayor dalam Dua Minggu. Dari judulnya saja sudah ada aura impossible.
Jangan di skip, simak ceritanya sampai akhir bersama moderator Ibu Aam
Nurhasanah.
Sebelum
menekuni dunia kepenulisan, Prof. Dr. Ir. Richarus Eko Indarjid, M, Sc., MBA.,
MA., M. Phil., M.SI. Awalnya beliau ragu untuk menulis, tapi akhirnya dengan
menulis berhasil menjadikannya penulis hebat, “Saya mulai senang menulis
semenjak tahun 1999, ketika itu saya menginjak usia 30 tahun,” Ucap
narasumber spektakuler. Beliau bisa dikatakan empu nya dalam dunia
menulis. Banyak membawa peserta grup Belajar Menulis mampu menembus penerbit
mayor. Salah satunya moderator pertemuan ketujuh Ibu Aam Nurhasanah, S.Pd,
beliau adalah pemateri gelombang kelima yang berhasil menerbitkan buku di
penerbit mayor, berjudul Parenting 4.0 berkolaborasi dengan Prof Indrajid.
Apa itu penerbit mayor, adakah penerbit minor, dan bagaimana cara
tembus di penerbit mayor?
Penerbit Mayor dan Minor itu, Apa?
Jauh sebelum
ada tema pembahasan materi diskusi di WAG, tepatnya awal aku masuk pada kelas
belajar menulis sudah mulai mengakses apa itu penerbit mayor dan minor, karena
adanya rasa penasaran ku terhadap narasumber yang sering menulis buku bekerja
sama dengan penerbit mayor. Tau-tau nya memang ada di pertemuan ketujuh di
bahas materi ini.
Penerbit
mayor merupakan sebutan yang digunakan untuk penerbit besar yang sudah
terkenal, diantaranya Elexmedia Komputindo, Grasindo, Gramedia, dan Diva Press.
Sedangkan penerbit minor disebut juga penerbit indie merupakan penerbit yang
jangkauannya masih kecil dan terbatas. Adapun pada penerbit minor terdapat tim
yang bekerja didalamnya, terdiri dari editor, lay outer, ilustrator,
bagian marketing, dan distribusi. Begitupun penerbit minor juga
mempunyai editor dan lay outer.
Menerbitkan Buku di Penerbit Mayor, Bagaimana?
Berdasarkan sumber yang di
dapatkan tentang bagaimana menerbitkan buku di penerbit mayor, diantaranya
yaitu:
1.
Sudah
memiliki naskah buku utuh.
2.
Pastikan
penerbit mayor yang kita sasar, menerima genre naskah yang akan kita
ajukan/tawarkan. Dalam hal ini mencari informasi tentang penerbit sesuai
dengan genre naskah yang kita punya.
3.
Jika sudah
mendapatkan penerbit sasaran, kirim naskah melalui email penerbit tersebut.
4.
Siapkan
kelengkapan data, sebelum mengirim naskah, meliputi surat pengantar, naskah
utuh, biodata penulis, sinopsis naskah. Ini syarat minimal. Kalau penerbit
tertarik, biasanya akan meminta kelengkapan lainnya seperti surat pernyataan
keaslian naskah. Untuk surat pengantar, kita bisa menuliskannya di badan
email, sedangkan naskah utuh, biodata, dan sinopsis kita sertakan sebagai
lampiran (file attachment).
Apa Sih yang Kriteria Agar Naskah Kita Diterbitkan Oleh Penerbit
Mayor?
Menurut narasumber
akrab di sapa Prof. Ekoji lulusan dengan predikat cum laude Master of
Applied Computer Science dari Harvard University, Amerika serikat, kriteria
naskah agar diterbitkan oleh penerbit mayor terdapat dua hal utama agar naskah
kita dilirik, yakni konten atau judul yang menarik yang sedang menjadi trending
pembicaraan, dan penulis yang dikenal karena memiliki track record buku
yang laku dipasaran.
Salah satu
dari dua itu dapat menjadi pertimbanagn, tetapi kalau ada dua-duanya akan
menarik bagi penerbit mayor untuk mempublikasikannya dalam bentuk buku fisik
maupun e-book.
Lalu Bagaimana Tantangan Pak Prof Kepada Para Guru Untuk Menjadi
Penulis Buku Mayor?
Kiprah dari
suami Ibu Lisa A. Riyanto anak bungsu dari Bapak Aloysius Riyanto penyanyi legendaris
Indonesia ini tidak hanya di ruangan kelas pada universitas saja, melainkan
juga terjun dalam berbagai program peningkatan kompetensi guru. Beliau berperan
besar terhadap para guru yang ingin menjadi penulis buku mayor, beliau yang
menjembatani para guru menjadi penulis buku mayor. Berawal saat di minta
sahabatnya Om Jay untuk sharing dengan guru-guru se-Indonesia bagaimana
dalam menumbuhkan kegemaran menulis bagi para guru.
Akibat dari
banyak guru yang menanyakan bagaimana cara memulai menulis dan tema apa
sebaiknya ditulis. Dari sini tantangan di mulai, beliau menantang para peserta
grup untuk mendaftarkan diri bagi para guru yang ingin bercita-cita menjadi
penulis buku mayor, “Saya menjanjikan mereka bisa membuat draft bukunya
dalam waktu dua minggu," Tegas Prof Eko Indrijid yang pernah menjabat sebagai
Sekretaris Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Kemendikbud.
Mengintip Langkah Menjadi Penulis Buku Mayor Ala Pak Prof
Agar mampu di
lirik penerbit mayor, Pak Prof memberikan langkah agar bisa mengantarkan guru
meraih cita-cita. Ide brilian beliau terdengar sedikit gila, bagaimana
tidak menulis buku dalam kurun waktu dua minggu, sungguh tantangan yang memacu
adrenalin pesertanya. Bagaimana itu semua terwujud, berikut langkah kiat
suksesnya:
1.
Kunjungi
EKOJI CHANEL yang merupakan akun youtube miliknya, dengan mencari sebuah konten
atau tema yang menarik bagi peserta
2.
Tulis apapun
yang Pak Prof katakan dalam channel youtube miliknya kedalam bentuk tulisan
3.
Strukturkan
pembahasan dalam format 5W + 1H. (What) Apakah judulnya, (WHY)
Mengapa judul tersebut penting, (WHO) Siapa yang membutuhkannya, (WHERE)
Dimana judul tersebut dapat di implementasikan, dan (HOW) Bagaimana mengimplementasikannya.
4.
Memperlihatkan
drafnya kepada Pak Prof agar dapat diteliti dan dan di komentari
5.
Meminta guru
memperkaya pembahasan dengan menambah konten dari referensi lain, serta
mengajarkan peserta agar mudah memperoleh referensi tersebut.
Pak Prof
meminta peserta menyelesaikannya dengan durasi waktu 2 s/d 4 minggu. Pas deadline
peserta wajib menyetor di akhir bulan apapun itu hasilnya. Setelah menjadi
buku beliau meminta minimal 100 halaman untuk diserahkan drafnya kepada mitra
PGRI dan EKOJI CHANEL ACADEMY yakni Penerbit Andi Yogyakarta.
Berawal dari
tantangan tersebut, Pak Prof berhasil mengantarkan para guru untuk menjadi
penulis buku mayor, berhasil menerbitkan puluhan buku di seluruh wilayah
Indonesia karya guru hebat se Nusantara, dan masih ada sejumlah draft yang
sedang di telaah dan diproses penerbit.
Bagaimana
pembaca yang budiman, notihing is impossible untuk berjibaku menembus
penerbit mayor kesampingkan apapun omongan orang. Sekalipun kamu d bilang gila
dan tidak masuk akal.
“Setiap
matahari terbit adalah berkah. Ini adalah kesempatan untuk mempelajari sesuatu
yang baru dan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain. Gunakan
dengan bijak sebelum matahari terbenam”
(Euginia
Herlihy)
Komentar
Posting Komentar