PERJALANAN PENDIDIKAN NASIONAL

 Nama              : Yandri Novita Sari

NIM                 : 23300169

PPG PRAJABATAN Gelobang 1 Tahun 2023         

Perjalanan Pendidikan Nasional Indonesia merupakan perjalanan yang panjang, bercabang, dan penuh tantangan dalam upaya membangun sistem pendidikan yang berkualitas sesuai dengan nilai-nilai nasional. Dikutip dari laman https://kelembagaan.ristekdikti.go.id Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat (1), pengertian pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Bagaimana Pendidikan Di Indonesia?

Menurut Ki Hadjar Dewantara Pendidikan merupakan tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Pendidikan di Indonesia sudah mengalami banya perubahan, baik dari segi perkembangan, pembelajaran, hingga kurikulum yang digunakan. Pendidikan di Indonesia sudah ada sejak sebelum kemerdekaan.

Bagaimana Pendidikan Sebelum Kemerdekaan

Pada tahun 1854, beberapa Bupati atau petinggi negara mendirikian sekolah kabupaten yang dikhususkan untuk calan pegawai yang bertujuan untuk keperluan pemerintah. Pendidikan yang diberikan Belanda bertujuan menciptakan sumber daya masusia Indonesia untuk menjadi tenaga kerja Belanda dan diberi upah yang minim.

Pada tahun 1864, berdiri sekolah bhumi putera yang hanya memiliki 3 kelas dan hanya mengajarkan menulis, membaca, dan menghitung.  Kemudian pada akhir abad ke 19, terjadi wabah penyakit menular di pulau Jawa. Oleh karena itu didirikan sekolah STOVIA yaitu Pendidikan dan pengajaran untuk calon dokter bagi kalangan pribumi Jawa. Bahasa yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran adalah Bahasa belanda. Pada saat itu kebudayaan asli bangsa Indonesia belum bisa di terapkan dalam Pendidikan.

Pada tahun 1920, lahirlah cita-cita baru yang mengusul dari pemikiran gabungan kesadaran kultur dan kebangkitan politik gerakan transformasi untuk perkembangan Pendidikan Indonesia. Sebagai gerbang kemerdekaan dan kebebasan kebudayaan bangsa yang bisa menjadi landasan sistem Pendidikan dan pengajaran di Indonesia

3 juli 1922, berefleksi dari cita-cita Ki Hadjar Dewantara tersebut, berdirilah taman siswa pada tiga juli 1922 di Yogyakarta. Taman siswa adalah sebuah perguruan yang digunakan untuk membedakannya dari sekolah yang ada pada masa itu. Taman siswa merupakan perwujudan dari perjuangan Ki Hadjar Dewantara dalam dunia Pendidikan Indonesia untuk membebaskan diri dari jeratan penjajah dengan meluaskan Pendidikan pada generasi muda. Sejak saat itu berdirilah taman siswa lain di seluruh kepulauan Indonesia seperti di Jawa, Sumatera, Borneo, Sulawesi, dan Maluku.

Bagaimana Pendidikan Pasca Kemerdekaan

Kondisi Pendidikan yang ada di Indonesia setelah kemerdekaan mengarah pada perubahan proses pembelaajran dan landasan pendidikan. Sehingga Pendidikan di era ini bangsa Indonesia menghilangkan paham-paham Pendidikan dari belanda. Sehingga siswa Indonesia memiliki ciri tersendiri dalam dunia Pendidikan. Pembelajaran dilaksanakan dengan menambahkan berbagai budaya bangsa Indonesia yang dapat diwariskan ke generasi selanjutnya.

Kemudian Pendidikan di Indonesia pada abad 21 menjadikan abad globalisasi. Pada saat itu pembelajaran tidak terfokus pada kebudayaan saja, akan tetapi juga berfokus pada sikap berfikir kritis dan pemecahan masalah, kecakapan komunikasi, kreatif dan inovatif, serta kolaborasi atau kerjasama. Sejak saat itu semua kegiatan pembelajaran harus dilakukan sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia.

Di era digital saat ini, teknologi pendidikan telah menjadi bagian integral dari sistem pendidikan Indonesia. Hal ini menciptakan peluang baru untuk peningkatan akses pendidikan, pembelajaran online, dan pendekatan berbasis teknologi lainnya. Namun, penerapan teknologi pendidikan juga menghadirkan tantangan seperti ketidaksetaraan akses internet dan literasi digital.

Meskipun pendidikan Indonesia telah mengalami perubahan besar selama perjalanan ini, peran pendidik dan pemikir pendidikan dalam mengimplementasikan nilai-nilai pendidikan nasional tetap sangat penting. Pendidik adalah ujung tombak dalam membentuk generasi muda Indonesia, dan mereka perlu terus menerus mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan nasional dalam pembelajaran sehari-hari.

Bagaimana Adaptasi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Terdapat banyak sekali pemikiran Ki Hadjar Dewantara untuk kemajuan Pendidikan Indonesia. Salah satunya yaitu prinsip Tut wuri handayani. Tut wuri handayani menjadi semboyan yang diimplementasikan dalam sistem Pendidikan nasional yang digunakan saat ini.

Isi dari semboyan tersebut yakni Ing garsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani. Didepan memberi teladan/contoh, di tengah memberi atau membangun cita-cita, dan di belakang mengikuti/mendukung.

Bagaimana Kurikulum Merdeka

Esensi dari merdeka belajar, yaitu kebebasan berfikir yang ditunjukkan kepada siswa dan guru, sehingga mendorong terbentuknya karakter jiwa merdeka karena siswa dan guru dapat mengeksplorasi pengetahuan dari lingkungan. Menurut Ki Hadjar Dewantara Pendidikan akan memerdekakan manusia dari aspek lahir dan batinnya. Melalui Pendidikan, manusia di didik melalui otonomi berpikir dan mengambil keputusan martabat serta mentalitas demokrasi. Pemikiran Ki Hadjar Dewantara tersebut di implementasikan pada kurikulum saat ini yaitu kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka bertujuan untuk menciptakan Pendidikan yang menyenangkan bagi peserta didik dan guru serta menekankan pada pembelajaran dalam pengembangan aspek keterampilan dan karakter siswa sesuai nilai-nilai bangsa. Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik diharapkan dapat mewujudkan peserta didik berkarakter profil pelajar pancasila. Dimana terdapat 6 dimensi profil pelajar pancasila

Refleksi Tentang Perjalanan Pendidikan Nasional

Perjalanan pendidikan nasional Indonesia adalah perjalanan yang panjang dan penuh tantangan dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Sistem pendidikan Indonesia telah mengalami berbagai perubahan sejak masa penjajahan hingga masa reformasi, dengan tujuan untuk menyesuaikan diri dengan kondisi sosial, politik, ekonomi, dan budaya yang berbeda-beda .

Dari materi ini, saya mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru tentang sejarah, perkembangan, dan tantangan pendidikan nasional Indonesia. Saya belajar tentang bagaimana pendidikan di Indonesia berawal dari sistem pendidikan kolonial yang diskriminatif dan tidak merata, hingga menjadi sistem pendidikan nasional yang berbasis pada Pancasila dan UUD 1945. Saya juga belajar tentang bagaimana pendidikan di Indonesia menghadapi berbagai masalah, seperti kurangnya akses, kualitas, relevansi, dan akuntabilitas pendidikan, serta bagaimana upaya pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.

Materi ini membuat saya menyadari bahwa pendidikan nasional Indonesia adalah warisan yang harus dijaga dan dikembangkan. Saya merasa bertanggung jawab untuk berkontribusi dalam meningkatkan pendidikan nasional Indonesia, baik sebagai peserta didik maupun sebagai calon pendidik. Saya juga merasa termotivasi untuk terus belajar dan mengembangkan diri, serta mengikuti perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat.

Perubahan diri yang saya alami dan akan saya praktekan di sekolah dan kelas adalah sebagai berikut:

a.      Saya akan lebih menghargai dan memanfaatkan kesempatan belajar yang saya dapatkan, karena saya menyadari bahwa banyak orang yang tidak mendapatkan kesempatan tersebut.

b.  Saya akan lebih aktif dan kritis dalam proses belajar, karena saya ingin mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat dan relevan dengan kehidupan saya.

c. Saya akan lebih peduli dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan nasional Indonesia, seperti diskusi, seminar, penelitian, atau pengabdian masyarakat, karena saya ingin memberikan kontribusi positif bagi pendidikan nasional Indonesia.

d.    Saya akan lebih menghormati dan menghargai perbedaan dan keragaman yang ada di lingkungan sekolah dan kelas, karena saya menyadari bahwa perbedaan dan keragaman adalah kekayaan yang dapat memperkaya pengalaman belajar saya.

Untuk dapat menyelaraskan tujuan pendidikan nasional dengan tindakan yang akan dilakukan di sekolah diantaranya:

a.      Menerapkan pembelajaran berdiferensiasi agar dapat menjadi wadah bagi peserta didik untuk mengoptimalkan potensi.

b.      Menjadi motivator kelas yang baik, agar selalu dapat menjadi factor pendorong untuk peserta didik menjadi lebih baik

Kesimpulannya, perjalanan pendidikan nasional Indonesia adalah refleksi dari semangat perjuangan dan komitmen terhadap nilai-nilai nasional. Meskipun menghadapi banyak tantangan dan kompleksitas, pendidikan terus menjadi alat utama dalam membangun masa depan Indonesia yang lebih baik. Hal ini menegaskan pentingnya menjaga integritas dan kesetiaan terhadap filosofi pendidikan nasional untuk menciptakan masyarakat yang terdidik dan berbudaya.


(Topik 1 : Filosofi Pendidikan Indonesia)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Pengetahuan dan Pengalaman Baru dari Perjalanan Pendidikan Nasional

Motivasi Menulis Dan Menerbitkan Dan Menerbitkan Buku